JAKARTA, konklusi.id – Upaya memperkuat hilirisasi minyak kelapa sawit nasional memasuki babak baru. Perusahaan multinasional Cargill resmi menanamkan investasi senilai USD 200 juta untuk membangun pabrik kilang minyak sawit berteknologi tinggi di Lampung.
Langkah ini tak sekadar memperbesar kapasitas produksi,
tetapi juga mempertegas komitmen Indonesia menuju industri sawit yang lebih
berkelanjutan.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyebut,
kehadiran pabrik baru milik PT Pacrim Nusantara Lestari Food, bagian dari
Cargill menjadi bukti nyata kepercayaan investor global terhadap iklim industri
nasional.
“Investasi ini bukan hanya soal angka, tetapi juga tentang
kemitraan jangka panjang dalam membangun struktur industri sawit yang tangguh
dan berdaya saing tinggi,” ujarnya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu
(22/10).
Fasilitas kilang yang berdiri di atas lahan strategis di
Lampung itu memiliki kapasitas produksi mencapai 1 juta metrik ton per tahun.
Tak hanya itu, empat jetty milik sendiri yang mampu melayani kapal hingga 65
ribu DWT menjadikan proses ekspor lebih efisien tanpa perlu alih muat ke
pelabuhan lain. Lampung pun diproyeksikan menjadi simpul penting dalam rantai
pasok minyak nabati global.
Asia Pacific Group President of Cargill Agriculture and
Trading, Penne Kehl, menegaskan bahwa investasi ini merupakan bagian dari
komitmen Cargill untuk membangun rantai pasok pangan yang tangguh, aman, dan
bertanggung jawab. “Kami ingin memastikan seluruh proses, dari kebun hingga
pelanggan, dapat ditelusuri dan memenuhi prinsip keberlanjutan,” kata Penne.
Sementara itu, Managing Director Bisnis Tropical Oil Cargill
Azlan Adnan menambahkan, integrasi vertikal yang dibangun akan memperkuat
kolaborasi antara petani, pemasok, dan pelanggan industri. “Kami percaya,
keberlanjutan hanya bisa terwujud bila seluruh mata rantai bekerja secara
transparan dan saling menguntungkan,” ucapnya.
Pemerintah pun memberikan dukungan penuh terhadap investasi
ini. Plt. Dirjen Industri Agro Kemenperin Putu Juli Ardika menyebut,
industrialisasi kelapa sawit telah berkontribusi besar bagi perekonomian
nasional. “Kami ingin agar investasi seperti ini tidak hanya menghasilkan
produk, tapi juga nilai tambah yang berdampak luas bagi masyarakat,” tegasnya.
Langkah Cargill menjadi cerminan arah baru hilirisasi sawit
Indonesia—bukan sekadar mengejar volume ekspor, melainkan juga kualitas,
ketelusuran, dan keberlanjutan. Dari Lampung, Indonesia menegaskan diri sebagai
pemain utama industri minyak nabati dunia yang siap bersaing dengan standar
global. (uyu)
Tulis Komentar