YOGYAKARTA, konklusi.id – Ada suasana hangat saat Bupati Kutai Kartanegara (Kukar) Aulia Rahman Basri duduk bersama puluhan mahasiswa asal Kukar yang tengah menimba ilmu di Yogyakarta. Di sela kunjungan kerja, Rabu (3/8), Aulia menyempatkan diri meninjau asrama mahasiswa Kukar sekaligus berdialog langsung tentang kebutuhan dan keluhan mereka.
Asrama yang baru setahun lalu direnovasi itu kini ditempati
25 mahasiswa, terdiri atas 14 mahasiswi di asrama putri dan 11 mahasiswa di
asrama putra. Mereka berasal dari berbagai kecamatan, mulai dari Kota Bangun
Darat, Samboja, Anggana, hingga Tenggarong.
“Jaga nama baik daerah dan keluarga dengan sikap yang sopan,
hormati budaya setempat, dan jangan sampai melakukan hal-hal yang merugikan
diri sendiri maupun Kukar,” pesan Aulia saat menyapa para penghuni asrama.
Dialog berlangsung akrab. Mahasiswa menyampaikan beberapa kendala,
mulai dari kebocoran plafon, saluran air yang rusak, hingga kebutuhan
pemasangan CCTV untuk keamanan. Menanggapi itu, Aulia memastikan perbaikan
segera dilakukan. “CCTV sangat penting untuk rasa aman. Semua keluhan tadi akan
kita tindak lanjuti,” tegasnya seperti disadur dari keterangan resmi Pemkab
Kukar.
Tak hanya soal fisik bangunan, Aulia juga menyinggung soal
beasiswa. Ia mengakui masih ada penundaan pencairan karena adanya rasionalisasi
anggaran, namun memastikan kekurangan itu akan dilunasi pada anggaran
perubahan. “Beasiswa akan tetap dibayarkan penuh. Jangan khawatir, ini menjadi
komitmen Pemkab,” katanya.
Dalam kesempatan itu, Bupati juga memberikan bantuan tunai
untuk mendukung kebutuhan perbaikan sarana asrama yang dianggap mendesak.
Menurutnya, perhatian pada mahasiswa perantau penting karena mereka adalah
calon-calon SDM unggul yang kelak akan kembali membangun Kukar.
“Asrama ini bukan hanya tempat tinggal, tapi simbol
kepedulian Pemkab pada generasi muda. Saya ingin mahasiswa Kukar di mana pun
berada tetap merasa diperhatikan,” tambahnya.
Bagi Pemkab, keberadaan asrama di kota pendidikan seperti
Yogyakarta sekaligus menjadi investasi jangka panjang. Dengan adanya wadah ini,
mahasiswa bisa lebih fokus menempuh studi tanpa terbebani biaya tempat tinggal,
serta memiliki ruang untuk mempererat persaudaraan sesama perantau asal Kukar.
Kunjungan Aulia ini menegaskan bahwa pembangunan daerah
tidak hanya diukur dari infrastruktur fisik, tapi juga dari dukungan bagi
pendidikan warganya. “Mereka adalah aset daerah. Kita harus hadir, mendengar,
dan memastikan kebutuhan mereka terpenuhi,” tutupnya. (adv/uyu)
Tulis Komentar